Orang-Orang Sukses Mengurangi Porsi Tidur Mereka
Aku adalah seorang lelaki
pendiam. Pendiam karena tinggal di antara orang-orang pendiam. Ayahku, ibuku,
kakakku, semuanya sangat pendiam, jarang sekali bercakap terlebih mengobrol.
Tapi tidak dengan adikku, dia sangat ribut dan sering sekali bertanya bahkan
untuk hal yang samasekali tidak penting.
Entah siapa yang membawa virus ini ke rumah kami. Tapi menurut analisis yang
telah ku lakukan, mengatakan bahwa ayahku lah pelakunya. Menurut hasil
analisisku, ayahku adalah orang yang paling pendiam di rumah ini. Dan beliau
yang paling banyak membaca dan menulis di antara kami. Lagi-lagi menurut
analisisku, bahwa orang-orang pendiam lebih banyak menghabiskan waktu mereka
untuk membaca dan menulis. Bisa jadi hobi membaca dan menulis seseorang membuat
orang tersebut menjadi pribadi pendiam, atau seseorang dengan bawaannya yang
pendiam lebih memilih membaca dan menulis sebagai hobinya. Jadi, teori yang
paling mungkin adalah bahwa ayahku adalah yang membawa dan menyebarkan virus
ini di rumah kami.
***
Hari ini adalah hari kamis. Ada pelajaran Seni Budaya di kelas kami, XI IPA 3.
Pekan lalu, guru kami meminta kami untuk mempersiapkan diri untuk tampil di
hadapan teman-teman di kelas, dalam rangka memamerkan seni yang kami kuasai.
Seni yang kami kuasai? Ah sial! Seumur-umur aku belum pernah yang namanya
belajar seni samasekali! Karena memang aku anak (baru) pindahan di sekolah ini,
dan sekolah-sekolahku yang dulu tak pernah memberi pelajaran seni. Lalu,
apa yang harus ku tampilkan hari ini?? Entahlah, aku cukup bingung.
Ah! Tapi sepertinya aku belum menemui jalan buntu. Aku hafal sebuah lagu dari
grup music favoritku yang juga sering sekali ku putar. Berarti sekarang hanya
perlu memutar kembali lagi favoritku ini agar kembali hangat dalam benak,
sekaligus melatih suara vokalku. Jadilah aku menyanyi-nyanyi sendiri layaknya
orang aneh bin gila. Teman-temanku pun memandangku dengan pandangan aneh dan
mengejek. Tapi aku samasekali tak peduli. “Toh jikalau aku atau atau hasil
performance-ku nanti lebih baik dari mereka, aku bisa gantian mengejek mereka.”
Batinku dalam hati.
“Guru Seni Budaya nggak bakalan masuk sob!.” Tiba-tiba sebuah suara yang sangat
ku kenal mengejutkanku. Bahkan aku tak perlu melirik untuk mengetahui bahwa si
pemilik suara adalah teman dekatku, Sigit Santoso.
“Serius lo?.” Tanyaku tak percaya.
“Iye serius! Kapan sih gue ngibulin lo? Hah? Masa lo nggak percaya sama best
friend lo!” Sembur Sigit agak emosi. Dia memang mudah tersinggung emosinya,
jadi aku maklum saja.
“Yes!” Teriakku. “Eh, tapi kenapa sob?” Tanyaku ingin tahu.
“Katanya sih sakit, tapi nggak tahu juga”
“Ups!”
“Kenapa?”
“Gila! Gue nggak sopan banget sama guru. Guru sakit gue malah seneng.”
“Tapi lo nggak seluruhnya salah sob. Lo seneng karena lo bisa latihan lebih
banyak lagi. Tapi lo juga harus sedih karena guru kita sakit. Inget! Jangan
sedih doing, harus didoa’in juga biar cepat sembuh.” Nasihat Sigit.
“Bener juga lo. Tapi susah juga kalo sedih sekaligus seneng.” Kataku bercanda.
“Bisa dah lo” Katanya sambil berlalu pergi.
***
Pulang sekolah. Biasanya aku pulang sekolah menuju rumah bersama sigit, teman
dekatku. Tapi hari ini, aku ingin pulang seorang diri agar lebih leluasa
melamun di samping pak supir angkot. Melamunkan latihan apa yang harus ku
lakukan agar penampilanku nanti lebih maksimal.
Ah! Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas dalam benak ketika sebuah toko music
dilewati oleh mobil angkot kami. “stop bang!” seruku kepada pak supir angkot.
Kuberikan selembar uang 2000-an dan langsung melompat ke luar.
Toko music ini sepertinya bukan toko music yang lengkap. Tapi cukup lengkap
untuk memenuhi kebutuhanku. Kau tahu kawan apa yang ingin ku beli? Sebuah
gitar! Kupikir gitar bisa menemaniku bernyanyi saat tampil nanti. Masalah
melatih kemampuanku bermain gitar, aku sudah mempunyai solusinya. Cari video
tutorial cara memainkan gitar untuk music favoritku di Youtube.com. Download.
Dan tirukan cara bermainnya. Aku cukup yakin waktu seminggu ini sangat cukup
untuk melatih kemampuanku berduet dengan gitar baruku.
Sesampainya di rumah, ku hampiri ibuku yang biasanya selalu sibuk dengan
pekerjaan rumahnya. Ku salami dan ku cium tangan beliau. Kebiasaan yang hampir
tak pernah ku tinggalkan selepas pulang sekolah.
“Wah, anakku punya mainan baru nih.” Kata ibu sambil menatap gitar baru di
tanganku. Aku hanya menjawab dengan senyuman sembari berlalu pergi.
***
Satu hal atau lebih tepatnya hambatan yang belum ku temukan solusinya datang
menghadang. Seperti yang sudah ku ceritakan, keluargaku hampir seluruhnya
pendiam dan tak suka suara ribut-ribut. Mereka semua lebih senang dengan
suasana yang sunyi senyap. Ku simpulkan, jika aku latihan di rumah berarti aku
sangat mengganggu mereka. Dan aku tidak ingin mengganggu siapa pun. Aku pun tak
suka nongkrong. Bisa saja aku ikut nongkrong bersama teman di kampung. “Tapi
yang ada, gitarku malah dipinjam dan akhirnya aku tak bisa berlatih” timbangku
dalam hati.
Sebaiknya ku cari terlebih dahulu video tutorial di Youtube.com. Setelah dapat
ku download. Setelah itu aku baca-baca artikel tentang motivasi di beberapa
situs. Sepertinya ada sebuah judul yang menarik yang terlihat sepintas oleh
mataku. Judulnya “Orang-Orang Sukses Mengurangi Porsi Tidur Mereka”. Ku coba
untuk membaca artikel tersebut. Ternyata isinya tentang orang-orang sukses yang
banyak memberikan manfa’at kepada umat manusia. Mereka harus mengorbankan waktu
mereka, karena bagi mereka waktu 24 jam tidak cukup untuk kegiatan mereka yang
super sibuk. Bahkan ku baca, di antara mereka ada yang hanya tidur 3 jam setiap
harinya! Menakjubkan..
“Hmm…, seandainya cara mereka ku terapkan dalam hidupku dengan sedikit
modifikasi, berarti aku sudah berhasil mendapatkan jawaban atas masalah
terakhir yang ku hadapi” kataku dalam hati dengan sedikit sunggingan senyum
manis menghias wajah.
Mulai malam ini tidur malamku dipotong dua jam dan dipindah siang hari. Jadi
jadwal harianku mulai hari ini begini. Setelah bel berbunyi pertanda waktu
sekolah telah usai pukul 13.15 WIB, aku bersegera pulang sekolah. Setibanya di
rumah kira-kira pukul 14.00 WIB, aku harus buru-buru lunch (makan siang).
Setelah itu langsung tidur sampai pukul 15.20 WIB, dan setelah shalat ashar
tidurku dilanjut sampai pukul 17.00 WIB. Jadi kira-kira tidur siangku selama 2
jam lebih. Dan malam harinya sekitar pukul 00.30 WIB, aku keluar rumah sambil
membawa gitar dan laptop menuju semacam pos ronda tempat yang biasanya teman di
kampung menongkrong dan mengobrol, karena tak jauh dari rumahku. Di sana aku
melatih diri agar jariku bisa bermain nada dengan ahli sembari melantunkan
nyanyian yang merdu. Pukul 02.30 WIB, aku pulang dan kembali tidur. Tak apalah
waktu tidur malamku terpotong, toh tidak benar-benar terpotong, hanya dipindah
ke siang sampai sore hari. Ini ku lakukan agar penampilanku nanti maksimal
tanpa harus mengganggu orang rumah. Dan jika aku merasa nyaman, mungkin aku
akan meneruskan latihanku di malam hari agar aku memiliki keahlian baru. Karena
orang sukses harus mau berkorban, dan yang namanya berkorban berarti harus ada
yang dikorbankan.
***
Seminggu kemudian…
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa hari kamis sudah datang menghampiri. Ku
bersiap-siap kemudian berangkat sekolah dengan tak lupa mengajak teman baruku,
gitar. Ketika pelajaran Seni Budaya tiba saatnya. Aku maju dengan penuh percaya
diri karena latihanku sudah cukup keras dan aku yakin akan menghasilkan hasil
yang seimbang. Kutarik nafas agak lebih dalam agar rasa gugup sedikit
berkurang. Dan akhirnya lantunan nyanyian merdu dengan iringan nada dari gitar
terdengar sangat nikmat untuk dinikmati.
Setelah selesai, teman-temanku memberi applause (tepuk tangan) yang meriah. Ku
lirik guruku dan beliau memberi senyuman pertanda penampilanku cukup
memuaskannya. Aku bangga dengan diriku. Aku bangga dengan keinginan kuatku. Aku
bangga dengan kerja kerasku. Dan yang terpenting aku harus bangga dan
berterimakasih kepada Rabb yang telah memberiku kekuatan untuk melakukan semua
ini. Terimakasih Rabb.
Kemudian, terimakasih
kepada mereka yang telah mengejekku, karena aku jadi mengerti arti sebuah kerja
keras dan dapat merasakan nikmat setelah mendapat hasil yang sangat memuaskan
ini.
MA Negri Jonggol, Senin
26-Mei-2014
0 komentar:
Posting Komentar